KERONCONG VIRTUAL PALACE
Keraton Imajiner Keroncong dalam Keraton Kasunanan Surakarta, Solo.

Keraton Kasunanan, disebut juga sebagai Keraton Surakarta Hadiningrat yang dibangun pada tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono ke II. Keraton berarsitektur tradisional Jawa dengan nuansa warna putih biru dengan sedikit sentuhan arsitektur gaya Eropa, arsiteknya sendiri pada zaman itu adalah Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwono I) yang juga menjadi arsitek utama Keraton Yogyakarta. Bangunan keraton terdiri dari Pagelaran Sitihinggil, Kori Brojowolo, Kori Kamandungan, Kori Sri Manganti dan Panggung Sangga Buwana. Bagian keraton lain dan tidak boleh dikunjungi wisatawan, antara lain Sasana Sewaka, Sasana Pustaka dan Maligi. Pendopo Sitihinggil dengan ciri khasnya yang tidak dikelilingi tembok pertahanan kerajaan pada fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan benda – benda tanda kebesaran raja, gamelan kuno dan pusaka keraton.
Sekelumit sejarah keraton yang dikaitkan dengan adanya catatan penting yang terjadi di hari penutupan ajang pagelaran ‘International Keroncong Festival 2008’ yang digelar selama tiga hari berturut – turut di tanggal 4,5 dan 6 Desember, bertempat di pendopo Sitihinggil, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo. Diresmikannya Keraton Sitihinggil Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini sebagai Keraton Imajiner Keroncong (Keroncong Virtual Palace) dengan harapan resmi dan berdirinya Keraton Imajiner Keroncong ini akan menjadi wadah kedepan bagi insan perkeroncongan dunia untuk bersama-sama bertemu, berkreasi dan berinteraksi dengan bahasa dunia yang sama yaitu keroncong, keroncong yang mendunia.
Mengingat garis hubungan suatu hal atau keadaan di masa lalu, masa kini dan masa depan yang kelak menjadi sumber informasi dari generasi ke generasi yang bukan saja nasional tapi international maka penting bagi keroncong untuk menemukan tempatnya sebagai persepsi generasi keroncong melintas dari masa ke masa. Teknologi canggih dan cepatnya peradaban manusia membuat perubahan dari segala sisi termasuk pola pikir si manusia itu sendiri, dari yang tidak mungkin menjadi suatu hal yang memungkinkan. Inipun terjadi dalam dunia perkeroncongan dimana keroncong yang dulu pada lintasan zamannya kerapkali ditampilkan hanya sebatas musik hiburan dalam pesta – pesta kecil, pesta pernikahan ataupun khitanan lalu siapa yang dapat mengiranya kini keroncong menjajak di ajang International…
AKU INI SEORANG PENGAMEN