MENIKMATI PADUAN MUSIK KERONCONG DAN KULINER DI KOTA BANDUNG
Makan sambil menikmati pertunjukan musik keroncong live pasti menyenangkan sekali. Walaupun belum saling kenal di antara sesama penonton, rasanya tidak perlu ada kendala untuk segera menjadi akrab mengingat kesamaan hobi dalam hal menikmati keroncong. Hal inilah yang terjadi di Bandung, tepatnya di Restoran Kampung Priangan, Gedung Metro Trade Center, pada hari Sabtu, 29 Desember 2007, dalam acara : Wisata Kuliner dan Apresiasi Keroncong Segala Usia tahun 2007. Tepat sebulan sebelum edisi perdana buletin TJROENK terbit.
Acara dipandu oleh, Agus dari Jakarta Joko, mantan penyiar Radio P2SC dan pesulap Arbain. Arbain pun menyempatkan untuk menyisipkan aksi sulap dan lawakannya saat memandu acara. Acara yang diisi oleh empat grup keroncong dari empat daerah, yakni OK. Gema Awangga dari Bandung, OK. Tunas Bersemi dari Jakarta, OK. Irama Pusaka dari Garut, dan satu OK dari Cianjur ini melibatkan 40-an vokalis dari empat daerah tersebut. Untuk dapat tampil dalam acara ini, baik peserta maupun penyanyi tidak dipungut biaya pendaftaran. Mereka hanya diwajibkan untuk membeli satu kaset rekaman keroncong produksi Gema Nada Pertiwi. Mengingat banyaknya peserta yang tampil, satu penyanyi hanya dapat menyanyikan sebuah lagu keroncong, langgam atau stambul.
Dalam acara tersebut penulis sempat ikut tampil bermain flute untuk OK dari Cianjur yang saat itu tampil tanpa flute dan biola. Bahkan penulis juga sekaligus ikut menjadi peserta dengan menyanyikan lagu karya sendiri Lgm Baturaden pada penampilan OK tersebut. Namun, sebagai ajang apresiasi seni musik dan lagu keroncong, bukan acara festival yang diperlombakan, tidak ada yang dinobatkan sebagai juara. Peserta mendapatkan penghargaan atas keaktifannya dalam menyukseskan acara, bukan kemampuannya dalam berolah vokal maupun kehebatan aksi panggungnya. Tjetjep, peserta dari Bandung yang membawakan Kr. Pujaan karya Soewito, Bandung, dengan melodi yang agak melenceng mendapat apresiasi, karena dia adalah motor panitia di Bandung. Ari dari OK Tunas Bersemi mendapatkan apresiasi sebagai musisi termuda. Apresiasi juga diberikan kepada musisi tertua dan figur pegiat yang memberikan dukungan sehingga acara berlangsung lancar.Apresiasi diberikan dalam bentuk piala, piagam penghargaan, souvenir dan bingkisan.
Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 dan selesai pukul 21.00 WIB ini terselenggara atas kerjasama PT. Telkom, Gema Nada Pertiwi, Yayasan DR. RH. Soetomo dan Metro Trade Center, Bandung. Maestro kroncong yang nampak hadir adalah S Dirno (musisi/komposer), Acep Jamaludin (musisi/komposer), S. Narko(violist), Dani Mustar (musisi dari OK Alunan Jakarta). Sedang peserta dari Jakarta antara lain J. Han, Ami Susilo, Tina Slamet, Diana. Ir Retno Kusumo Astuti yang bersama Fathoni Azis dan Nano Sutikno hadir sebagai wakil dari Yayasan DR RH Soetomo, Jakarta. Sayangnya, Toto Salmon dan Tuti Maryati yang santer dikabarkan akan hadir, tidak nampak.
Ada beberapa kekurangan yang seharusnya dapat dihindarkan seandainya acara ini dilaksanakan dengan lebih terencana. Hal-hal yang kurang mengenakan adalah sound-system yang kurang bagus, pemandu acara yang merangkap tim apresiasi, ditambah dengan keterlibatan dua atau tiga ‘juri’ yang masih belum dewasa. Namun, meski ada kekurangan di sana sini, ide dan pelaksanaan acara ini patut diberi apresiasi tersendiri. (Slamet Tame, Jakarta)