Konser Solo 2008

Sabtu, 9 Agustus 2008 ada yang berubah di kota solo, tepatnya terjadi di Pura Mangkugaran. Pendopo yang sehari-hari terkesan sakral, mendadak berubah menjadi hingar binger penuh warna. Memang malam itu menjadi malam yang special dengan diselenggarakannya Konser Keroncong 2008. Konser yang diprakarsai oleh Sundari Soekotjo ini berlangsung sangat meriah. Animo penonton sangat tinggi, terbukti dengan penuhnya kapasitas tempat duduk yang disediakan oleh panitia. Memang undangan dibagikan secara cuma-cuma, tetapi hal itu tidak sedikitpun mengurangi gengsi dari pertunjukan ini. Walikota Solo beserta jajarannya, juga kepala daerah di sekitar kota solo juga nampak menghadiri konser tersebut. Konser yang juga didukung oleh komunitas keroncong internet ini juga dihadiri oleh anggotanya yang berasal dari berbagai kota diantaranya Jakarta, bandung, Jogja, Semarang dan kota-kota lain termasuk solo sendiri. Hadir juga undangan dari kalangan pengusaha serta para penggiat keroncong di kota solo. Sebelum acara dimulai, tamu undangan di persilahkan menikmati cocktail sambil melihat pameran kecil yang diadakan oleh panitia.

Titiek Puspa - Intan Soekotjo - Sundari Soekotjo
Titiek Puspa - Intan Soekotjo - Sundari Soekotjo

Pada saat acara dimulai, undangan dipersilahkan duduk dengan meja bulat yang dipenuhi dengan aneka minuman dan sajian makanan dalam bentuk dinner set.

Di awal acara, Dalam sambutannya Sundari Soekotjo selaku ketua panitia berharap konser ini sebagai pijakan awal untuk bergaungnya kembali popularitas keroncong seperti yang pernah terjadi pada era 60 an. Atas dasar yang sama pula, pagelaran kali ini juga menyuguhkan keroncong dalam berbagai aransemen yang indah yang di percayakan kepada musisi kawakan, Purwa Caraka. Lagu dalam berbagai jenis berhasil dibawakan dengan apik, termasuk lagu Bebas milik Iwa K. Kemasan musik yang indah, yang bisa di terima oleh semua orang dalam generasi yang berbeda diharapkan mampu mendongkrak kembali eksistensi keroncong yang mulai tersingkir dari hangar binger belantika musik tanah air. Sungguh menjadi sebuah dilema bahwa musik asli Indonesia ini harus kalah bersaing dengan musik-musik impor lainnya.

Selain Sundari Soekotjo dan Iwa K, konser ini juga dimeriahkan oleh Toto Salmon, Titiek Puspa dan juga Intan. Intan adalah putri dari Sundari Soekotjo, yang sudah menunjukkan talenta yang luar biasa dalam bernyanyi keroncong. Disamping itu, tampil juga grup Congrock (Keroncong Rock) asal semarang yang dengan kocak membawakan lagu-lagu asing dalam irama keroncong yang energik. Kemeriahan acara ini seolah ingin menunjukkan bahwa keroncong tidak mati, dan hanya menunggu waktu saja untuk kembali populer.

Disela-sela acara, diadakan penyerahan Lifetime Achievement Award kepada 5 orang tokoh yang dianggap berjasa bagi perkembangan keroncong di tanah air. Mereka adalah Sang Maestro Gesang, Andjar Any, Waldjinah, Suwito Sudarman, dan Warsidi. Selain itu juga secara simbolis dilakukan penyerahan estafet keroncong dari generasi tua ke generasi muda. Lala dari komunitas keroncong, Andre pimpinan Keroncong Toegoe dan Intan penyanyi keroncong muda berbakat dipercaya untuk meneruskan kelestarian keroncong. Bapak Suwito Sudarman seorang pensiunan telkom yang aktif dalam memajukan musik keroncong di kota Bandung yang juga salah satu penerima penghargaan didaulat untuk menyerahkan lambing estafet yang berupa ukulele sebagai tanda bergulirnya regenerasi keroncong.

Penerima Penghargaan
Penerima Penghargaan

Dipilihnya kota solo sebagai tuan rumah konser juga tak lepas dari lekatnya nuansa keroncong di kota solo, bahkan sebagian orang menyebut bahwa Solo adala kota Keroncong.Beralasan memang, mengingat musik keroncong tumbuh subur di Kota yang terkenal dengan putri-putri yang jelita ini. Animo masyarakat yang tinggi juga ditunjukkan dengan dipadatinya halaman pura mangkunegaran oleh masyarakat sekitar yang menyaksikan jalannya konser secara langsung melalui big screen yang sengaja disiapkan oleh panitia.

Konser ini sendiri sebenarnya merupakan sebuah rangkaian acara yang digagas oleh Sundari Soekotjo dengan Trikoco Production nya bersama komunitas keroncong internet. Bahkan sehari sebelumnya, Jumat 8 Agustus 2008 diadakan sarasehan keroncong yang di adakan di Jln. Menteri Supeno no 20, Manahan Solo, di kediaman Bapak Setyo seorang pengusaha yang bergerak di bidang advertising. Hadir dalam sarasehan ini antara Sundari Soekotjo, Toto Salmon, Iwa K, Didi Kempot serta pelaku keroncong di kota solo. Tak ketinggalan anggota KK yang berasal dari berbagai kota. Dengan dipandu Bapak Adi dari Tjroeng dan Bapak Wartono, sarasehan kali ini meskipun tidak merumuskan suatu gagasan, setidaknya menyamakan persepsi tentang keroncong. Pemahaman tentang musiknya serta sejarahnya di sampaikan dalam forum komunikasi tersebut. Dalam sebuah kesempatan, perwakilan dari dinas kebudayaan dan pariwisata kota solo menyampaikan dukungan instansinya untuk perkembangan musik keroncong. Berbagai upaya akan dilakukan diantaranya memberikan pembinaan kepada grup-grup keroncong dengan berbagai cara semisal dengan membantu pengadaan alat keroncong. Dikatakan pula bahwa dukungan sudah diberikan oleh walikota solo untuk mendorong agar keroncong semakin dini diperkenalkan kepada generasi muda dingan cara memasukkannya dalam kurikulum maupun kurikuler sekolah. Hal ini di amini oleh peserta sarasehan yang hadir pada saat itu. Apapun caranya, konser harus bertahan baik itu dengan memperbanyak even-even berupa pentas atau konser, maupun dengan cara pendidikan lainnya. (Wied)

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial