Dedikasi ANDJAR ANY

Semarang kaline Banjir.. Aja Sumelang yen ora dipikir
Yen Grujak Ngrujaka Nanas, aja dicampuri Kueni
… Jangrik Genggong 2x.. WAny nglirik sepi uwong

atau yang ini

Yen Ing Tawang Ana Lintang…Cah Ayu
Aku Ngenteni Tekamu…
Marang Mega Ing Angkasa..
Sun Takoke Pawartamu…

Penggalan dua lirik lagu di atas sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya dari kalangan tua, generasi muda pun tahu lagu tersebut. Lagu Jangrik Genggong sering kita dengar sejak 25 tahun yang lalu. Biasanya diputar dengan nada bingar ketika ada resepsi pernikahan. Begitu juga lagu Yen Ing Tawang Ana Lintang, langgam keroncong yang melambungkan nama Waldjinah pada era 60-an. Lagu ini begitu fenomenal, hingga dapat disejajarkan dengan ciptaan Gesang yang sangat populer, Bengawan Solo.

Bukan Lagu Kasmaran

Tidak banyak yang tahu bahwa lagu Yen Ing Tawang Ana Lintang ini sejatinya berkisah tentang seorang ayah yang sedang menunggu kelahiran seorang putri. Tak heran, banyak yang menginterpretasi Yen Ing Tawang Ana Lintang ini sebagai lagu kasmaran. Bahkan beberapa pelantun lagu ini mengganti kata Cah Ayu menjadi Cah Bagus atau Wong Bagus atau Wong MAnys, sebagai penyesuaian ketika menyanyikan lagu tersebut. Tidak salah, tapi sedikit menyimpang dari jiwa lagu dan alasan awal saat lagu itu dibuat.

Kalah Tenar Dengan Lagunya

Seperti terjadi juga di genre musik lain, lagu keroncong pun kerap kali lebih indentik dengan pelantun ketimbang penciptanya. Tak heran, Yen Ing Tawang atau beberapa lagu lainnya lebih melekat dengan nama Waldjinah ketimbang Andjar Any. Barangkali, hanya sedikit orang tahu tentang pria yang lahir di Ponorogo, 3 Maret 1936 ini.

Bahkan, mungkin tak banyak pula yang tahu kalau Andjar pernah tercatat sebagai pencipta lagu terbanyak versi Museum Rekor Indonesia (MURI) pada Januari 2004. Karyanya yang tercacat kala itu mencapai 1050 dan kini telah mencapai 2000 judul lagu.

Pada tahun 2002, Andjar Any sempat berobsesi mengadakan konser untuk seribu lagu yang telah diciptakannya. Wiwiek Sumbogo dan Mus Mulyadi adalah salah dua nama yang rencananya akan turut urun suara. Sayangnya, stroke yang Andjar alami menahan pelaksanaan acara ini.

Tapi kondisi ini tak lantas menghentikan produktifitasnya. Sebab kendati dalam prosess pemulihan, Andjar tetap bisa membuktikan kalau dirinya adalah pencipta lagu tangguh. Pada 2003, Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto -kini Mendagri- meminta Andjar membuatkan lagu tentang Jawa Tengah. Jawabannya adalah 10 lagu yang diantaranya termasuk Kedung Ombo, Taman Kyai Langgeng, dan Jepara kota Ukir. Mungkin bagi Andjar, permintaan Mardiyanto saat itu, merupakan tantangan yang harus dijawab dengan dedikasi dan profesionalisme tinggi.

Andjar Any
Andjar Any

Mengalir Bersama Keroncong

Ada hal menarik dalam proses penciptaan lagu Andjar, yaitu, kebiasaannya tidur di depan televisi di ruang keluarga, tempat di mana ia meletakkan organnya. ” Saya bisa langsung ke organ ketika dapat inspirasi” begitu alasan Andjar yang juga kerap menulis di koran berbahasa Jawa, SOLO POS.

Sebagai seniman Keroncong yang banyak bergerak dibelakang layar, kontribusi Andjar memang sangat meyakinkan. Ia mengetuai organisasi keroncong seperti Ketua Himpunan Artis Musik Keroncong (HAMKRI) Surakarta dan Yayasan Seni Musik [ YSM ] Hanjaringrat. Ia pula yang memotori Lomba Cipta Lagu Keroncong dan Campur Sari se Jawa di Solo pada 2001 silam.

Andjar Any memang sosok seniman keroncong yang tidak mengenal kata lelah dalam berkarya. Di usianya yang menginjak 72 tahun, ia masih menunjukkan totalitas dan dedikasi yang tinggi pada jalur musik yang telah mengurat akar dalam tubuhnya. Ketika ditanya tentang masa depan keroncong yang saat ini kurang dilirik oleh kawula muda, ia berkomentar bijak, “Segala perubahan harus disikapi sebagai air yang terus mengalir. Kalau air itu mesti tersangkut pada sesuatu, memang harus demikian, dan anggaplah itu sebagai bagian dari proses perjalanan.”

< Dari berbagai sumber >

Please follow and like us:

One thought on “Dedikasi ANDJAR ANY

  • February 20, 2009 at 12:27 pm
    Permalink

    Tgl 14 MARET 2009 di Adakan Event
    ” DUO LEGEND IS BACK (MUS MULYADI & MAMIEK SLAMET)” di AUDITORIUM RRI SURABAYA.
    Untuk pemesanan Tiket Dengan..
    TEO (085854166933 – 081231177087)
    tempat terbatas cma 500 Orang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial