SERENDIPITI KERONCONG

MENGOLAH SERENDIPITI KERONCONG INDONESIA

Alkisah di sebuah negeri, karena kecapaian seorang tukang masak ketiduran ber jam-jam setelah membuat adonan roti. Akibatnya adonan roti itu pun mengalami proses fermentasi dan mengembang saat dipanggang. Si koki menjadi cemas saat harus menghidangkan roti yang menggelembung itu kepada majikannya. Namun, alih-alih dimarahi, ia justru dipuji. Roti yang terfermentasi ternyata terasa lebih enak, empuk dan lembut. Sejak saat itu orang mulai menggunakan ragi untuk membuat roti. Negeri tempat terjadinya peristiwa itu bernama Serendipiti. Selain ‘kecelakaan’ si koki, masih banyak kebetulan-kebetulan lain serupa itu yang terjadi di negeri serendipiti, hingga serendipiti menjadi istilah umum untuk setiap peristiwa kebetulan yang berakhir menyenangkan.

Dapat dikatakan bahwa keroncong pun lahir di Indonesia secara kebetulan. Beberapa teori mengenai asal usul keroncong mengatakan bahwa pihak yang memperkenalkan alat-alat musik Barat kepada penduduk setempat sehingga lahir musik keroncong di Nusantara adalah para budak yang dibawa serta Portugis ke daerah jajahannya. Sejarah kelam kolonialisme yang mewarnai kelahiran genre musik berirama damai ini memang terasa ironis. Namun begitulah musik ini merefleksikan karakter masyarakatnya yang adaptatif dan kreatif. Karena kelahirannya tidak direncanakan dapat dikatakan bahwa keroncong adalah serendipiti bangsa Indonesia. Seandainya wilayah Nusantara tak terjamah kaum kolonialis, tidak akan ada orang-orang yang memperkenalkan alat-alat musik Barat ke masyarakat kita, dan seandainya agen yang membawakannya bukanlah kalangan budak yang mampu membaur dengan masyarakat setempat, maka tidak akan muncul jenis musik baru yang merupakan perpaduan antara musik asing dan musik lokal Nusantara. Keroncong adalah kebetulan yang menyenangkan. Dengan lirik-lirik yang menggelorakan semangat para pejuang kemerdekaan, keroncong turus serta dalam mengantarkan kemerdekaan negeri ini.

Sungguh disayangkan, lepas dari penjajahan, rakyat yang terlena dengan ide globalisasi harus mengalami kolonialisme jilid dua. Korporasi multinasional yang kita ijinkan memasuki ranah-ranah publik mengkhianati kita. Kepentingan bisnis yang mereka utamakan terbukti gagal menyelesaikan masalah-masalah utama di dunia: kemiskinan, kerusakan lingkungan, kesehatan yang buruk. Krisis global yang terjadi saat ini adalah akibat dari keserakahan yang dirasionalisasi dan egoisme yang dimandatkan oleh kapitalisme korporat global. Globalisasi menyebabkan kita rentan terinfeksi krisis negara maju. Di tahun ini saja, belum selesai rakyat menata ulang kehidupannya setelah gonjang-ganjing naiknya harga minyak dunia, krisis keuangan yang awalnya hanya terjadi di negara yang berada nun jauh di ujung lain dunia, mulai menampakkan pengaruhnya ke negeri ini. sekali lagi kemampuan rakyat untuk bertahan dalam kesulitan dan kekurangan diuji.

Semua perubahan memang selalu membutuhkan energi tambahan untuk beradaptasi. Sejarah mencatat, beberapa kali rakyat harus terluka saat menghadapi tantangan perubahan. Namun, selagi masih ada harapan, hidup layak diperjuangkan. Bahkan justru dalam situasi yang penuh ketidakpastian tahun ini, banyak hal menggembirakan bagi komunitas pecinta keroncong. Dibanding tahun sebelumnya, aktivitas keroncong yang dilakukan oleh seniman maupun pegiat keroncong terasa lebih semarak dan beragam. Kegiatan yang dilaksanakan tidak melulu pementasan musik, sementara frekuensi, intensitas dan skala event-event yang dilangsungkan pun semakin besar.

Tentu bukan kebetulan apabila semaraknya kegiatan keroncong tahun ini berjalan paralel dengan penerbitan media keroncong Tjroeng sejak Februari tahun 2008 lalu. Kami meyakini bahwa apa yang kita kerjakan dengan tulus akan memantulkan energi positif di bagian lain semesta ini, langsung atau tidak langsung. Untuk itulah edisi ke-6 buletin Tjroeng menyajikan kilas balik kegiatan keroncong dan peristiwa di dunia keroncong selama tahun 2008. Banyak yang menggembirakan, ada pula yang menyedihkan, semoga dapat menjadi bahan renungan untuk memantapkan langkah pegiat keroncong selanjutnya, tidak hanya untuk menghidupkan keroncong, tapi juga memampukan keroncong mengambil peran yang bermakna bagi publik. Perenungan dalam rangka merumuskan langkah yang nyata, bukan sekedar menanti kebetulan.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial