Peremajaan Musisi Keroncong di Nusa Tenggara Barat.
Berbagai persoalan yang terjadi dalam dunia musik keroncong, salah satu bentuk persoalan yang paling menonjol adalah minimnya bibit muda pemusik keroncong. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bahwa musik keroncong bagi remaja di daerah khususnya di Nusa Tenggara Barat adalah terlalu sulit mengajak para remaja untuk bergabung dan memainkan musik keroncong.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan kenapa para remaja agak sulit untuk di ajak bergabung dalam sebuah Orkes Keroncong.
- Para remaja beranggapan bahwa musik keroncong merupakan musiknya “orang tuaâ€. Bahkan mereka menganggap bahwa musisi yang masuk adalah musisi afkiran.
- Bahwa musik keroncong di daerah kurang diminati karena minim tanggapan, kalaupun ada tanggapan tidak dapat memberikan penghidupan yang layak sebagaimana musik lainnya.
Berangkat dari hal tersebut, beberapa pemerhati musik keroncong di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat diantaranya : Lale Widiahning, Ariyanta Rusmana, Ahmad Wahyudin tergerak untuk mencoba meremajakan musik keroncong dengan membentuk Orkes Keroncong “Garda Seni†Mataram, yang disingkat dengan nama OK. Garasi Mataram yang berdiri di awal tahun 2013 bertempat di Jalan Lidah Buaya No. 21Karang Taruna Kota Mataram-Nusa Tanggara Barat.
Orkes Keroncong “Garda Seni†Mataram bertujuan :
- Mengembangkan dan mewariskan seni musik keroncong kepada generasi muda
- Meningkatkan kemapuan dan keterampilan bermusik khususnya dalam memainkan musik keroncong
- Menanamkan kesadaran bahwa musik keroncong merupakan musik nasional dan alat pemersatu bangsa.
- Dalam jangka panjang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para musisi anggotanya.
Dalam hal mewariskan dan mengembangkan seni musik keroncong, OK. “Garda Seni†Mataram telah melatih para remaja yang berusia antara 13 sampai dengan 25 tahun, dimana mereka diberikan informasi tentang musik keroncong dan cara memainkan alat yang mereka sukai. Disamping itu juga, dalam memainkan alat, para remaja di tingkatkan kemampua dan keterampilan bermusiknya dengan mendatangkan instruktur yang kompeten dalam bidangnya.
Sebagai alat pemersatu bangsa, OK. “Garda Seni†Mataram menampung musisi tanpa memandang suku dan ras maupun agama.
Dalam usia yang belum terlalu matang, OK. Garda Seni Mataram telah mendapatkan kepercayaan untuk bermain di beberapa tempat diantaranya acara yang di selenggarakan di hotel maupun tempat lainnya seperti pada acara resepsi perkawinan. Tanggapan dan apresiasi para pengunjung sangat baik sehingga tawaran main pun cukup banyak.
Kegiatan ke depan, OK. Garda Seni Mataram sedapat mungkin tampil pada sekolah-sekolah dengan musisi muda, dengan harapan bahwa para remaja akan tertarik dan merubah pola pikir mereka yang sebelumnya musik keroncong adalah musiknya orang tua…menjadi musiknya mereka juga.