YPK Tjroeng, persembahan KC untuk Keroncong.
Tjroeng, buletin keroncong satu-satunya di dunia adalah buah karya Komunitas Keroncong Cyber (KC) yang paling fenomenal. Melalui iuran swadaya anggota KC dan juga atas sumbangan donatur yang peduli keroncong, tjroeng terbit setiap dua bulan sekali. Buletin ini didistribusikan ke beberapa kota besar di Indonesia, bahkan hingga manca negara seperti Malaysia dan Belanda. Seiring bertambahnya usia tjroeng, lambat laun semakin banyak banyak pula orang yang tertarik untuk berlangganan. Dan nyatanya nama tjroeng pun telah dikenal luas di kalangan pelaku dan penikmat keroncong.
Berkembangnya tjroeng adalah sebuah berita yang baik, namun disisi lain tantangan yang dihadapi pun makin besar. Tjroeng yang pengelolaannya dilakukan oleh sukarelawan, terkadang terpaksa harus terbit tidak tepat waktu karena seringkali para aktifis tjroeng itu dihadapkan pada situasi aktifitas primer mereka begitu padat.
Permasalahan tjroeng di atas dan juga beberapa permasalahan yang seringkali menghambat kegiatan keroncong menjadi titik awal bagi KC berpikir untuk membuat sebuah lembaga legal formal, yang bisa memayungi aktifitas-aktifitasnya. Melalui diskusi yang panjang baik melaui conference Yahoo Messanger maupun didalam mailing list keroncong@yahoogroups.com, tercetuslah ide untuk membuat sebuah yayasan. Yayasan didirikan dimaksudkan untuk memperlancar gerak KC dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat melestarikan dan mengembangkan musik keroncong. Melalui proses yang cukup panjang, terpilihlah nama Yayasan Pecinta Keroncong Tjroeng disingkat YPK Tjroeng.
Meski pendirinya adalah KC namun pendiri haruslah dua orang atau lebih dengan KTP yang jelas, dan tidak mungkin semua pribadi-pribadi KC bisa menjadi pendiri. Maka disepakati, tiga anggota KC diusulkan menjadi relawan pendiri yaitu : Imam Soeseno (KC Bogor), Munifa Prijadi (KC Surabaya), dan Adi B. Wiratmo (KC Bandung). Kemudian, KC merasa perlu ada pendiri dari luar KC, yang kompeten, netral, dan punya keterkaitan dengan keroncong ataupun kebudayaan. Maka dipilihlah Andriyono Kilat Adhi, putra Alm. Andjar Any dan FX. Widaryanto, seorang budayawan dan juga pengajar di STSI Bandung.
Maka, pada hari Sabtu, 30 Mei 2009 berlokasi di Waroeng Keboen Bogor, penandatanganan akta YPK Tjroeng dilakukan. Bersamaan dengan penandatangan akta yayasan, moment itu dimanfaatkan anggota milis keroncong untuk melakukan temu darat. Penikmat keroncong bertemu darat tentu tidak afdol jika tidak ada sajian musik keroncong. Dengan iringan Group Keroncong Cyber Feat Liliek Jascee, alunan musik keroncong pun mengalir menambah semaraknya suasana yang terbungkus dalam sebuah acara bertajuk ”Keroncongan Sak Mlocote”.
Dihadiri tak kurang dari 200 anggota KC dan simpatisan, acara penandatangan Akta YPK Tjroeng menjadi sangat istimewa ketika beberapa “buaya” dan “miss” keroncong berkenan hadir dan menyumbangkan suara merdunya. Tak kurang dari Toto Salmon, Mamik Marsudi, Teti Supangat, Ida Zuraida, Kelana Hermawan, Diki Sodikin berkenan tampil ke depan menyumbang 1-2 lagu. Beberapa anggota KC dan hadirin dari IPB Linkers pun tidak tahan untuk berpartisipasi secara spontanitas. Acara penandatangan akta yayasan ini semakin lengkap dengan hadirnya pengurus Hamkri Pusat dan anggota KC daerah mulai dari Lampung, Jakarta, Bogor, Surabaya, dll.
Visi YPK Tjroeng “Menjadikan keroncong menjadi musik dunia yang memberi kontribusi untuk bangsa” semoga benar bisa terwujud. Sehingga YPK Tjroeng bisa berbuat dan memberi manfaat nyata demi berkembangnya musik keroncong. (Adi Bangun)
Wah asik, kapan ada acara kumpul lagi? saya ingin ikutan, ingin kembali ke masa remaja ketika masih latihan keroncong di rumah
Saya salah seorang yg sangat senang dgn terbitnya Buletin Tjroeng ini, karena saya memang penggemar berat lagu-lagu keroncong. Bagi saya musik keroncong adalah “a beauty of burning passion” keindahan dari perasaan yg menyala (meminjam istilah dari Hagiwara Sakutaro dlm “Principles of Poetry”). Cocok sekali dgn judul Buletin Tjroeng – Gelegak Jiwa Nusantara. Ada juga beberapa komentar saya yg telah di-posting. Saya ingin bertanya pada redaksi Tjroeng: pada tgl 9 Nov. yg lalu saya mentransfer uang ke Rek. BCA No. 3080158245 untuk pembayaran Tjroeng edisi 2 sampai 9, dan 10 (yg akan terbit). Struk pembayaran saya email ke “tjroeng@yahoo.com”, tapi sampai hari ini saya masih menunggu kedatangan pesanan saya tsb. Apa memang memerlukan waktu lama buat pengirimannya? Itu saja, terima kasih.
Terima kasih komentar/pertanyaan saya telah dimuat di Buletin Tjroeng. Saya akan menulis komentar lagi, insya Allah, setelah saya menerima Buletin Tjroeng yg saya pesan itu. Salam
Ternyata uang yg saya transfer (tsb dlm komentar saya di atas) telah dikembalikan (oleh Sdri Isna, tgl 14 Des.), berarti Buletin Tjroeng yg saya pesan tidak tersedia. Terima kasih.
Pak Ruslan, mohon maaf, memang stok buletin kami terbatas, terutama edisi-edisi yang sudah lewat. Saya sengaja transfer balik dana yang Bapak kirim, takut terlalu lama menunggu hingga buletin terbaru terbit. Walaupun tidak berani janji, terbitan berikutnya akan saya kirimkan berikut edisi sebelumnya yang masih tersisa. Alamat Bapak sudah saya masukkan ke daftar alamat kiriim buletin, jadi Insya Allah akan terkirim. Mohon maklum ya Pak.
Bu Isna, terima kasih banyak atas perhatiannya; saya tetap menunggu buletin2 tsb., kedatangannya akan menambah kebahagiaan saya. (Mohon jangan lupa mencantumkan biayanya agar saya dapat mengirimkannya.) Sekali lagi terima kasih, dan salam.