Gesang, Mengalir Meluap Sampai Jauh

Hujan lebat mengguyur deras Jakarta dihari Jum’at (06/08/10), Namun suasana terlihat hangat dan dipenuhi para undangan yang hadir di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta, dalam acara peluncuran buku Gesang Mengalir Meluap Sampai Jauh yang ditulis IzHarry Agusjaya Moenzir, dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pusataka Utama, Jakarta, 2010.

Kepergian Gesang meninggalkan duka yang mendalam dihati setiap para pencinta keroncong, Kamis 20 Mei 2010 pukul 18.10 WIB, Gesang pergi dan meninggalkan banyak kenangan manis dalam kehidupannya, salah satunya adalah musik keroncong yang sudah mendarah daging dalam kehidupannya. Menurut IzHarry, Gesang adalah sebuah masa lalu, sisa-sisa seniman tua yang ditinggalkan oleh kekinian. Dalam usia rentanya, ia telah kita anggap tiada, kita nilai sudah mati. Hari-harinya tidak pernah kita catat dan tidak pernah dapat tempat.

“Sebelas tahun saya dan beberapa kawan mencoba menghidupkan eksistensinya, namun selalu tidak berhasil. Tapi, ketika beberapa bulan lalu Gesang terbaring sakit di rumah sakit, mendadak saja media gencar memberitakan dirinya. Melalui buku biografi Gesang yang diluncurkan malam ini, kita mencoba menghidupkan dengan segala upaya,” ujar IzHarry.

Gesang telah tiada. Radio Republik Indonesia memberi tempat untuk peluncuran buku Gesang tersebut dengan menyiarkan langsung ke penjuru nusantara. Sebagai bentuk kepedulian akan khasanah budaya bangsa, RRI juga menghadirkan Kelompok Keroncong Tugu dan Keroncong Cyber, untuk menyanyikan lagu-lagu kerincong ciptaan Gesang selama 40 menit penampilan on air.

“Radio Republik Indonesia sangat peduli dengan kebudayaan bangsa. Dan, musik keroncong sebagai salah satu kekayaan bangsa kita, harus kita lestarikan. Kita tingkatkan kepedulian kita. Kepedulian RRI kepada keroncong, dan Gesang khususnya, tidak hanya saat ini saja,” kata kata Direktur Utama RRI Parni Hadi , dalam pidatonya..

Wartawan lima zaman Rosihan Anwar mengatakan, seumur-umurnya inilah peluncuran buku yang hebat, yang disiarkan langsung ke penjuru nusantara. “RRI sudah memberikan tempat yang luar biasa, dan peluncuran buku ini didengar banyak orang melalui siaran langsung RRI ke penjuru nusantara,” katanya.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, meski berhalangan hadir, menitipkan pesan kepada Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, untuk terus melestarikan musik keroncong.

“Maestro Gesang telah meninggalkan kita dan setelah beliau pergi adalah tugas kita untuk menjaga keroncong sebagai salah satu karya seni musik bangsa Indonesia,” tulis Jero Wacik.

Sapta Nirwandar mengungkapkan, kita harus berterima kasih dan bangga karena di Bumi Pertiwi pernah ada seorang seniman Keroncong dan Langgam Jawa yang tegar bergeming menyuarakan kepahlawanan. “Dia bernama kehidupan. Dan Gesang adalah kehidupan. Meski dia telah tiada,” katanya. (CR2010)

Please follow and like us:

tjroeng

Tjroeng Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial